Janelle Brarlow dan Diana Maul dalam buku mereka Emotional Value:
Crreating Strong Brand with Your Customer mengatakan bahwa banyak pelanggan
pada saat ini tidak lagi terlalu memperhatiakan sebuah service atau nilai
produknya, tetapi sebuah nilai tambah secara emosional antara penjual dan
pembeli.
Sikap jujur adalah inti dari nilai tambah dan pengalaman lebih
yang akan ditawarkan. Sebaik apapun
value yang ditawarkan akan tetapi tidak dibarengi kejujuran akan menjadi
sia-sia. Muhammad, sebelum memulai kariernya sebagai seorang pengusaha, beliau
telah lama dikenal sebagai seorang yang terpercaya oleh semua orang Sikap
tersebut selalu melekat hingga beliau berbisnis. Sikap jujur yang menjadi dasar
kegiatan dan ucapan beliau secara otomatis membuahkan kepercayaan jangka
panjang dari semua orang yang bertransaksi kepada beliau (long term
relationship based on trust). Sikap jujur adalah kunci utama dari kepercayaan
pelanggan bukanlah sesuatu yang diciptakan,
tetapi kepercayaan adalah sesuatu yang dilahirkan.
Dalam strategi bisnisnya Muhammad selalu menekankan pada sikap
profesionalisme dalam pekerjaan, the righ man on the righ job menjadi inti
dalam sikap professional. Sikap ini menjauhkan dari sifat malas, tidak mau
berusaha dan hannya menerima tanpa ada usaha untuk menuju kearah yang lebih
baik.
Profesionalisme seseorang terlihat dari kematangan dan kemampuan
skill yang dimiliki dalam menjalankan sebuah
usaha. Nabi Muhammad bersabda, “Apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah
kehancurannya, berkata seseorang: bagaiman caranya menyia-nyiakan amanat ya
rasulullah? Bersabda rasulullah: apabila diserahkan pekerjaan pada yang bukan
ahlinya maka tunggulah masa kehancuran”(HR. Bukhari)
Muhammad bersabda, “yang terbaik diantara kalian adalah yang
tidak mengabaikan dunia demi mengejar akhirat, atau mengejar akhirat demi
mengehar dunia ini dan tidak menjadi beban bagi orang lain”. Penekanan
pada “tidak menjadi beban untuk orang lain” memicu sikap untuk terus berusaha
mengejar cita-cita atau target yang diinginkan, akan tetapi perlu diperhatikan
bahwa dalam melakukan usaha haruslah dibarengi dengan sikap profesioanal atau
disertai dengan skill sesuai dengan bidang masing-masing. Sehingga dalam
menjalankan sebuah usaha seseorang akan lebih terarah, efektif, dan efisien.
silaturahim pada dasarnya adalah formula untuk menjaga hubungan
baik sesama manusia,lingkungan, makhluk hidup yang lain, dan tentu tidak kalah
pentingnya hubungan manusia dengan
Tuhannya. Silaturahim mampu membuat kita membentuk komunikasi dua arah dan pada
akhirnya akan mampu mengetahui dan memahami apa-apa yang menjadi kebutuhan
pelanggan.
Selain itu akan memudahkan kita dalam melakukan kegiatan usah
karena pada dasarnya silaturahim juga merupaka upaya membangun link dan
networking yang bisa bekerjasama dalam menjalankan usaha.
Good-will relationship management (GRM) parameter yang dijadikan
untuk mengukur konsumen adalah mengacu pada jaringan silaturahim yang mereka
miliki berbeda dengan Customer Relationship Manajement (CRM) dimana
profitabilitas dijadikan parameter untuk mengukur konsumen sehingga
memungkinkan akan adanya konsumen yang tereliminasi karena kendala faktor kapital. Dengan penerapan GRM
tidak akan ada konsumen yang tersisihkan hanya karena faktor kapital.
Philip Kotler dalam bukunya, Manajemen Pemasaran, Analisis,
Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian, menulikan bahwa ada tahap-tahap
tertentu terjadi kesalahan pembelian. Kesalahan dalam hal ini mengacu pada
ketidakpuasan pascapembelian yang mungkin akan muncul adanya rasa kekecewaan
konsumen yang berujung rusaknya integritas perusahaan. Dengan adanya
silaturahim mampu memperkecil kemungkinan kejadian tersebut terjadi karena
terjadi hubungan yang baik antara pemasar dan konsumen atau pelanggan.
terkadang setelah mendapatkan kesetiaan pelanggan, sebuah
perusahaan cendrung memanfaatkan kesetiaan tersebut untuk memperoleh keuntungan
yang lebuh banyak. Contoh kecil kita lihat banyaknya bank-bank di Indonesia
yang mengeluarkan kartu kredit tanpa menghiraukan seruan Bank Indonesia tentang
pembatasan jumlah kartu kredit yang beredar, dilihat dari sisi corporate
sesungguhnya ini adalah pembodohan kepada pelanggan walaupun kerangka dasarnya
adalah ingin memanjakan pelanggan.
Kemasan yang menarik, undian berhadiah, bonus-bonus, ini adalah
senjata untuk menarik dan memprtahankan pelanggan. Faktanya ternyata nihil.
Perusahaan-perusahaan tersebut berdalih dengan cara memudahkan pelanggan bagi sebagian customer malah menjerat kedalam jebakan hutang. Bank-bank atau perusahan tersebut tak pernah memperhatikan ketidaksiapan konsumen yang belum mampu bersikap bijak dalam membelanjakan hartanya konsumen.
Perusahaan-perusahaan tersebut berdalih dengan cara memudahkan pelanggan bagi sebagian customer malah menjerat kedalam jebakan hutang. Bank-bank atau perusahan tersebut tak pernah memperhatikan ketidaksiapan konsumen yang belum mampu bersikap bijak dalam membelanjakan hartanya konsumen.
Muhammad SAW disisi lain bersabda,” kamu lebih mengetahui duniamu
daripada aku.” Hal ini menegaskan, walaupun telah mendapat total trust
dari pelanggan, Muhammad tidak pernah menawarkan semua jenis produk atau
menjanjikan semua solusi untuk semua orang. Murah hati yang membentuk
marketing, itulah salah satu cara Muhammad siapapun dari melakukan sikap
pembodohan dan pemanfaatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar